3.26.2007

How to Get Your Man Back?

Monday, 26 Mar 07, 7.00pm in office..

Hi My Little Diary,
I just read a true story, which is very very interesting. Please read it carefully:

Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat2kumenyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu2. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia.

Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari2 selanjutnyaberlalu demikian simpel seperti secangkir air bening: Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkanbanyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kamipun semakin surut.

Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anakkami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia.Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidakkusangka2.

Dee hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari ygcerah. Aku berdiri di balkon. dengan Dee yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. ini adalah apartment yg kubelikan untuknya.

Dee berkata , "kamu adalah jenis pria terbaik yg menarikpara gadis. "Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, "Pria sepertimu, begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis. "Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu2. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dee dan berkata, "kamu harus pergi membeli beberapa perabot, ok? Aku ada sedikit urusan dikantor" Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya. Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin.

Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun kujelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya, ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malamia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV.

Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama2. Atau, Aku akan menghidupkan komputer, membayangkan tubuh Dee. Iniadalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "Seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? "Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dee baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selamaberbicara dengan ia.. Ia kelihatan sedikit kecurigaan Ia berusaha tersenyum pada bawahan2ku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Dee berkata padaku, "He Ning, ceraikan ia, okLalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, kupegang tangannya, "Ada sesuatu yg harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo aku terus berpikir."Aku ingin bercerai", kuungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara lembut, "Kenapa?" "Aku serius. " Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki2!" .

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis.. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskansebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dee.

Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapabagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah10 tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalamhidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh2 telah terjadi ..

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya: ia tidak menginginkan apapun dariku, tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya, dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami. Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,"He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu", katanya, "jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur kepintu ."Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dee soal syarat2 perceraian dariistriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yg ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh. Kata2nya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya di hari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"Wah, papa membopong mama, mesra sekali" Kata2nya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku.

Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut, "Mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor. Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi. Beberapa kerut tampak di wajahnya. Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "Kebun diluar sedang dibongkar.hati2 kalau kamu lewat sana." Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Dee menjadi samar. Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal, seperti, dimana ia telah menyimpan baju2ku yg telah ia setrika, aku harus hati2 saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidakmemberitahu Dee tentang ini. Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya,"Kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,"Semua pakaianku kebesaran". Aku tersenyum. Tapi tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut. "Pa,sudah waktunya membopong mama keluar" Baginya, melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia di lenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir, ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. ia berkata, "Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua." Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dee membuka pintu. Aku berkata padanya, "Maaf Dee, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. "Kamu tidak demam". Kutepiskan tanganya dari dahiku "Maaf, Dee, Aku cuma bisa bilang maaf padamu, Aku tidak ingin bercerai.

Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan, bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu "Dee tiba2 sepertitersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dgn kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, kupesan sebuah buket bunga kesayangan istriku Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis :
"Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.."

The morale of that story:
1. Communication
Communication and Intimacy are important in relationship between husband and wife. How busy you are, you still need to maintain good communication with each other.
2. Make Him Understand How He Needs You
Guy usually forgets how his wife always loves and cares about him, especially if he gains his success already.. it's woman's job to make him realize that without her support and pray, he can't be what he is now! So, ladies.. be smart!
3. Use Your Unique Strengths
Guy can be easily tempted by pretty, young, fresh, and sexy girl. If you can't compete with that young lady in terms of outer look, don't try to compete! Doing plastic surgery and wearing teenager's outfit won't make you look as young as that young lady. Use your other strengths to get your man back, e.g your patience, your understanding about what he needs, your unique skills (cooking, massaging, etc), and most importantly is using your sweet memory with him to refresh his love.. the sweet unforgetable memory that only you and him know..
4. Groom Must Carry His Bride
The idea of a groom carrying his bride on their wedding day is fantastic! You know why? It tells you that he will protect you, care for you, and will never let you get any hardships. I'd ask my future groom to do the same on my wedding day.. :)

It's a nice story, isn't it? ^_^

Cheers
-Abbie-

1 comment:

Anonymous said...

Not sure where to post this but I wanted to ask if anyone has heard of National Clicks?

Can someone help me find it?

Overheard some co-workers talking about it all week but didn't have time to ask so I thought I would post it here to see if someone could help me out.

Seems to be getting alot of buzz right now.

Thanks